BAB
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil (tabel hasil
percobaan/pengamatan)
1.
Pengamatan sifat organoleptik ikan dan seafood
Nama
ikan dan seafood
|
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
Keadaan
fisik
|
Warna
ingsang
|
Keadaan
mata
|
Warna
daging
|
Ikan
mas
|
Torpedo
|
Orange
keputihan
|
Amis
segar
|
Kasar
dan sedikit kenyal
|
Segar
|
Merah
cerah
|
Merah
bening
|
Putih
kemerahan
|
Ikan
kembung
|
Sedikit
pipih
|
Abu-abu
keputihan
|
Amis
|
Kenyal
|
Kurang
segar
|
Merah
hati kecoklatan
|
Merah
tidak jernih
|
Merah
keputihann
|
Ikan
bandeng
|
Torpedo
|
Abu-abu
mengkilap
|
Amis
segar
|
Kenyal
|
Kurang
segar dan terdapat sedikit darah
|
Coklat
pucat
|
Merah
tidak mengkilap
|
Putih
kemerahan
|
Cumi
|
Peluru
|
Ungu
keputihan
|
Amis
|
Padat
kenyal
|
Segar
|
-
|
Pucat
|
Putih
|
Udang
|
Berbentuk
U
|
Putih
pucat keabu-abuan
|
Amis
segar
|
Padat
kasar dan kenyal
|
segar
|
-
|
Hitam
|
Putih
|
Kerang
|
Seperti
kipas
|
Putih
kecoklatan kotor
|
Amis
segar kerang
|
Bergerigi
dan keras
|
Merah
cerah segar
|
-
|
-
|
Merah
keorenge segar
|
Kepiting
|
Bundar
sedikt oval
|
Oren
kemerahan dan sedikit campuran hijau
|
Amis
segar
|
Keras
|
Segar
|
-
|
Segar
|
Putih
bening kepucatan
|
1.
Pengamatan berat dapat dimakan (BDD) ikan dan
sea food
Jenis
ikan dan sea food
|
Berat
utuh (g)
|
Berat
dipisah (g)
|
%
BDD
|
Ikan
mas
|
42
|
9
|
21,42
|
Ikan
kembung
|
77
|
28
|
36,36
|
Ikan
bandeng
|
197
|
109
|
55,32
|
Cumi
|
23
|
14
|
60,86
|
Udang
|
13
|
6
|
46,15
|
Kerang
|
10
|
0,5
|
5
|
Kepiting
|
117
|
28
|
23,93
|
2.
Uji kesegaran ikan dan sea food
Jenis
ikan dan sea food
|
Uji
tenggelam
|
Hasil
uji H2S
|
Ikan
mas
|
Mengapung
|
Oren
kekuningan
|
Ikan
kembung
|
Sedikit
mengapung
|
Hitam
|
Ikan
bandeng
|
Mengapung
|
Putih
kemerahan
|
Cumi
|
Sdikit
mengapung
|
Ungu
keputihan
|
Udang
|
Tenggelam
|
Putih
|
Kerang
|
Tenggelam
|
Oren
kekuningan
|
Kepiting
|
Tenggelam
|
Putih
bening
|
3.
Pengamatan
nilai gizi produk olahan ikan dan sea food
Bahan
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
Rasa
|
Sarden
|
Abu-abu
keputihan
|
Amis
bercampur rempah-rempah
|
Lembut
dan mudah hancur
|
Gurih
|
Ikan
asin
|
Putih
pucat kekuningan
|
Khas
ikan asin
|
Kasar
dan keras
|
Gurih
asin
|
Bakso
ikan
|
Putih
|
Amis sedikit aroma ikan
|
Kenyal
dan lembut
|
Gurih
ikan
|
Ikan
teri
|
Putih
tulang
|
Amis
|
kasar
|
Asin
|
Terasi
|
Coklat
tua
|
Amis
ikan olahan
|
kasar
|
Gurih
|
Ikan
pindang
|
Abu-abu
keputihan
|
Amis
ikan bandeng
|
lembut
|
Gurih
|
Ikan
asap
|
Hitam
putih pucat
|
Amis
bercampur aroma asap
|
Lembut
|
Gurih
|
B.
Pembahasan
1.
Pembahasan sifat Organoleptik Ikan dan Sea food
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa setiap jenis ikan dan seafood
memiliki karakteristik sifat organoleptik yang berbeda.Yaitu :
a.
Ikan mas; berbentuk torpedo, berwarna orange
keputihan, berbau amis segar, tekstur yang kasar dengan sedikit kenyal,
memiliki keadaan fisik yang segar, warna insang merah cerah, serta keadaan mata
bening
b.
Ikan kembung ; berbentuk sedikit pipih, berwarna
abu-abu keputihan, bau amis segar, bertekstur kenyal, keadaan fisik kurang
segar, warna insang merah hati kecoklatan, dengan keadan mata tidak jernih
c.
Ikan Bandeng; berbentuk torpedo, berwarna
abu-abu mengkilap, memiliki bau amis segar, tekstur yang kenyal, keadaan fisik
sudah kurang segar dan adanya sedikit darah, warna insang coklat pucat, dengan
keadaan mata merah tidak mengkilap
d.
Cumi-cumi
; berbentuk peluru, berwarna ungu keputihan, berbau amis, memiliki tekstur yang
padat dan kenyal, serta memiliki keadaan fisik yang masih segar
e.
Udang ; berbentuk huruf U, berwarna putih pucat
kebu-abuan, berbau amis segar, memiliki tekstur yang padat, kasar, dan kenyal, dengan
keadaan fisik yang segar
f.
Kerang ; berbentuk seperti kipas, berwarna
putih kotor kecoklatan, memiliki bau amis segar khas kerang, tekstur yang
bergerigi dan keras, serta keadaan fisik yang merah cerah dan segar
g.
Kepiting ; berbentuk bundar sedikit oval,
berwarna oranye kemerahan dengan sedikit campuran hijau, memiliki bau amis
segar, tekstur yang keras, dengan keadaan fisik yang segar
Bedasarkan data tersebut
diketahui bahwa masing-masing jenis ikan dan seafood semuanya memiliki aroma
amis segar. Hal ini dikarenakan adanya kandungan urea, trimetil amin, dan
asam amino yang terkandung didalam
ikan dan seafood sehingga membuat aroma menjadi amis .
Untuk warna, masing-masing
jenis ikan dan seafood memiliki warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
pigmen warna pada ikan yang berupa senyawa larut air yaitu karatenoid,
xiantofil, astaxiantin, serta mioglobin atau hemoglobin
Untuk tekstur setiap
jenis ikan dan seafood memiliki tekstur yang hampir sama dengan Ikan mas, ikan
kembung, dan ikan bandeng yang memiliki tekstur yang kenyal, cumi-cumi yang
memiliki tekstur yang padat dan kenyal, udang yang memiliki tekstur yang padat,
kasar, dan kenyal, serta kerang dan kepiting yang memiliki tekstur yang keras. Kekenyalan
merupakan salah satu indikator penentu kesegaran pada daging. Daging yang segar
akan memiliki tekstur yang kenyal serta kokoh sedangkan daging ikan yang busuk
akan memiliki tekstur yang lembek dan mudah rusak. Jika ditekan dengan telunjuk
atau ibu jari maka bekasnya tidak akan segera kembali. Untuk bentuk,
masing-masing memiliki bentuk yang khas dengan ikan mas dan ikan bandeng berbentuk
torpedo, Ikan kembung berbentuk sedikit pipih, cumi-cumi berbentuk peluru,
Udang berbentuk U, kerang berbentuk seperti kipas, dan Kepiting berbentuk
sedikit oval. Untuk Keadaan fisik diketahui bahwa ikan mas, cumi-cumi, udang,
kerang dan kepiting memiliki keadaan fisik yang masih segar, sedangkan ikan
kembung, dan ikan bandeng memiliki keadaan fisik yang kurang segar. Untuk warna
insang, Ikan mas memiliki keadaan/warna insang yang paling baik dengan warna
merah cerah, sedangkan ikan bandeng memiliki keadaan insang yang sudah tidak
baik lagi dengan berwarna coklat pucat. Kesegaran ikan dapat dilihat dari warna
insangnya. Insang ikan yang masih segar berwarna merah cerah, sedangkan insang
ikan yang tidak segar akan berwarna coklat gelap. Insang ikan merupakan pusat
darah mengambil oksigen dari dalam air. Ikan yang mati mengakibatkan peredaran
darah terhenti, dan dapat teroksidasi sehingga warnanya berubah menjadi merah gelap.
Untuk keadaan mata, Ikan mas memiliki keadaan mata yang paling baik sedangkan Ikan
bandeng memiliki keadaan mata yang paling kurang baik, sehingga dapat
menandakan bahwa ikan bandeng memiliki kualitas yang telah menurun.
Perbedaan ikan dan seafood yang baik dan yang sudah rusak
adalah :
Ciri ikan
segar
|
Ciri ikan
busuk
|
|
Mata
|
Cemerlang, kornea bening, mata
cembung
|
Redup, tenggelam, pupil mata kelabu,
tertutup lendir
|
Insang
|
Warna merah sampai merah tua,
cemerlang, tidak berbau, tidak ada off odor
|
Kotor, warna pucat/gelap keabuan,
berlendir, bau busuk
|
Lendir
|
Lendir alami menutupi ikan yang
baunya khas menurut jenis ikan, rupa lendir cemerlang seperti lendir ikan
hidup
|
Kekuningan dengan bau tidak enak/
lendirnya mengering dan putih susu/ lendir pekat melengket
|
Kulit
|
Cemerlang, belum pudar, warna asli
kontras
|
Pudar, bila pengesan kurang baik
kulitnya mengering dan rusak
|
Sisik
|
Melekat kuat, mengkilat dengan
tanda/warna khusus menutupi lendir
|
Banyak yang lepas, tanda dan warna
khusus ini memudar dan lambat menghilang
|
Daging
|
Sayatan daging cerah dan elastis,
bila diletakkan tidak ada bekas jari
|
Lunak, tekstur berubah, bila ditekan
ada bekas jari, kehilangan elastisitas dan lunak bila ditekan
|
Rongga perut
|
Bersih dan bebas dari bau yang
menusuk, tekstur dinding kompak, elastis, tanpa ada dikolorasi dengan bau
segar yang karakteristik, selaput utuh
|
Mengalami dislokasi, bau menusuk dan
busuk, lembek, bagian rongga perut kemerahan, dikolorasi warna coklat
|
Darah
|
Darah sepanjang tulang belakng segar
merah, konsistensi normal
|
Darah sepanjang tulang belakang
berwarna gelap dengan konsistensi cair dan diikuti bau menusuk
|
Sayatan
|
Daging melekat kuat pada tulang terutama rusuknya
|
Daging mudah lepas, otoksis telah
jalan, tulang rusuk menonjol keluar
|
Tulang
|
Tulang belakang berwarna abu-abu
mengkilap
|
Tulang belakang mengalami dislokasi
dan kekuningan
|
Bau
|
Segar
|
Bau tidak enak, makin lama makin menusuk hidung
|
Kondisi
|
Bebas dari penyakit apapun tanpa luka
atau kerusakan pada badan
|
Terdapat parasit, badannya banyak
luka, patah
|
Ciri yang
segar
|
Ciri yang
busuk
|
Kerang dan tiram
Kulit
tertutup rapat dan di dalamnya penuh cairan bening, dagingnya cemerlang dan
odornya segar
|
Kerang dan
tiram
Daging
melekat/berlendir, bau amonia, agak asam
|
Kepiting
Bersih,
baunya manis, daging putih mengandung lemak berwarna kuning, harus bebas dari
bahan pengawet kimia
|
Kepiting
Kulit terbuka
merenggang, mudah mati, daging mengering, tidak ada cairan dalam kulit,
berubah warna, agak asam dan bau
|
Udang
Jika
sekelompok udang dijamah dengan jari, udang akan bergeser antara sesamanya,
tidak ada bau menusuk, daging sebelum dimask kenyal, berwarna hijau keabuan,
semi transparan
|
Udang
Bau amonia
kuat, mutu udang mencapai tahap kurang baik, timbul warn amencolok (penilaian
harus hati-hati menurut jenis udang)
|
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang
paling cepat membusuk. Hal ini disebabkan oleh :
1.
Tubuh ikan mengandung air dengan kadar yang
tinggi (80%) dan memiliki pH tubuh yang mendekati netral. Kondisi ini merupakan
media yang baik untuk bertumbuhnya bakteri pembusuk atau mikroorganisme lain.
2.
Daging ikan mengandung asam lemak tak jenuh
berkadar tinggi, yang sifatnya sangat mudah mengalami proses oksidasi. Kondisi
ini sering menimbulkan bau tengik pada tubuh ikan
3.
Daging ikan mengandung jaringan pengikat yang
sangat sedikit. Hal ini menyebabkan daging ikan menjadi sangat lunak sehingga
mikroorganisme cepat berkembang biak
Faktor lain yang menyebabkan ikan cepat membusuk adalah kadar
glikogen rendah yang dapat menyebabkan proses rigor mortis berlangsung cepat,
sehingga akan membuat pH akhir daging ikan tinggi (6,4 - 6,6), dan jumlah
bakteri yang terkandung dalam perut ikan tinggi. Bakteri proteolitik mudah
tumbuh pada ikan segar sehingga akan menyebabkan kebusukan yang cepat pada
ikan.
Proses
pembusukan pada ikan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti aktifitas
enzim yang terdapat dalam tubuh ikan, aktifitas mikroorganisme, proses oksidasi
pada lemak tubuh, serta oksigen dari udara
2. Penentuan
Berat Dapat Dimakan (BDD) ikan dan seafood
Dari pengamatan yang dilakukan,
diketahui ikan mas memiliki BDD 21,42%, Ikan kembung memiliki BDD 36,36%, Ikan
bandeng memiliki BDD 55,32%, Cumi memiliki BDD 60.86%, udang memiliki BDD
46,15%, kerang memiliki BDD 5%, dan kepting memiliki BDD 23,93%. Bedasarkan
data tersebut disimpulkan bahwa cumi-cumi memiliki BDD yang paling besar dengan
60,86% dibandingkan jenis ikan dan seafood lainnya, sedangkan kerang memiliki
BDD terkecil dengan 5%. Sehingga bila diurutkan BDD dari yang terbesar adalah cumi-cumi,
Ikan bandeng, udang, Ikan kembung, Kepiting, Ikan mas, dan kerang. Cumi-cumi
memiliki BDD terbesar dikarenakan cumi ini hanya memiliki sedikit bagian yang
tidak dapat dimakan, sedangkan kerang memiliki BDD terkecil dikarenakan
sebagian besar kerang terdiri atas cangkang yang tidak dapat dimakan, serta
cangkang menyumbang berat terbanyak dalam peimbangan kerang.
Dalam pengamatan yang dilakukan
terdapat perbedaan hasil antara BDD hasil pengamatan dengan BDD dari pustaka.
Yaitu ;
Nama
Bahan makanan
|
BDD
hasil pengamatan (%)
|
BDD
dari pustaka (%)
|
Ikan
mas
|
21,42
|
80
|
Ikan kembung
|
36,36
|
80
|
Ikan bandeng
|
55,32
|
80
|
Cumi
|
60,86
|
100
|
Udang
|
46,15
|
68
|
Kerang
|
5
|
20
|
Kepiting
|
23,93
|
45
|
Perbedan signifikan yang
terjadi antara BDD hasil pengamatan dan BDD dari pustaka disebabkan oleh banyak
faktor, seperti perbedaan bentuk, ukuran ,kandungan daging, perbedaan
pengmbilan BDD yang dapat dimakan, maupun kesalahan selama pengambilan BDD
sehingga beberapa bagian/daging yang dapat dimakan tertinggal dalam kerangka
sehingga terbuang dan dihitung sebagai berat yang tidak layak dikonsumsi.
Seperti halnya dalam penentuan Bdd cumi, dalam pustaka BDD pada cumi adalah
100%, akan tetapi dalam pengamatan yang dilakukan tulang dan kepala cumi
dibuang sehingga Bdd nya menjadi 60,86%
3. Uji
kesegaran ikan dan seafood
Dalam pengamatan kesegaran
Ikan,dilaksanakan 2 jenis pengujian yaitu uji penenggelaman dan uji H2S, serta 1 pengujian yang
tidak dilakukan yaitu uji eber
a.
Uji penenggelaman
Pengujian ini dilakukan dengan
memasukkan ikan dan seafood ke dalam tempat yang berisi air. Seafood/ikan yang
tenggelam menandakan kualitasnya yang baik, kondisi mengambang menandakan
kualitasnya yang tidak terlalu baik, sedangkan kondisi mengapung menandakan kualitasnya
yang buruk. Hal ini karena Ikan yang berkualitas baik akan memiliki berat jenis
yang lebih besar dibandingkan air (1,25)
sehingga akan tenggelam.
Bedasarkan pengamatan yang
dilakukan, diketahui bahwa ikan mas dan Ikan bandeng memiliki keadaan yang
mengapung, Ikan kembung dan cumi sedikit mengmbang/mengapung, serta udang,
kerang, dan kepiting yang tenggelam, Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa bedasarkan
hasik uji penenggelaman, ikan bandeng sudah mengalami penurunan kualitas
menjadi tidak baik, ikan kembung dan cumi-cumi memiliki kualitas yang tidak
terlalu baik, serta udang, kerang, dan kepiting memiliki kualitas yang masih
baik
b.
Uji H2S
Pengujian H2S ini
didasarkan pada terbentuknya senyawa H2S (hydrogen sulfur) pada
daging yang telah berkualitas buruk akibat hasil dari pembusukan sebagai reaksi
antara PB asetat dengan daging yang mengandung bakteri
Bedasarkan Pengujian H2S
yang dilakukan, didapatkan bahwa ikan mas tidak mengalami perubahan dengan
warna oren kekuningan yang dimilikinya, ikan kembung tidak mengalami perubahan dengan warna hitamnya, ikan bandeng
tidak mengalami perubahan dengan warnanya yang putih kemerahan, cumi-cumi tidak
mengalami perubahan dengan warnanya yang putih keunguan, udang yang tidak
mengalami perubahan warna dengan warna putih khasnya, kerang yang tidak
mengalami peruban dengan warna oren kekuningan, serta kepiting yang tidak
mengalami perubahan warna dengan warna putih bening yang dimilikinya. Dari data
tersebut diketahui bahwa tidak terdapat gas H2S dari hasil
pembusukan yang berarti seluruh daging ikan dan seafood masih bagus dan layak
untuk dimasak/dikonsumsi.
c.
Uji Eber
Pengujian ini tidak dilakukan
dalam praktikum ikan dan seafood dikarenakan bahan-bahan yang digunakan
merupakan bahan-bahan reaksi yang berbahaya. Dalam pegujian ini, setiap jenis
ikan dan seafood dipotong kecil sebesar kacang tanah dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang mengandung reagen eber sebesar 5 ml, kemudian diamati
pembentukan gas NH3 yang terbentuk. Timbulnya gas NH3
mengidentifikasikan bahwa daging tersebut sudah tidak segar yang ditandai
dengan pengeluaran asap di dinding tabung, dimana rantai asam amino akan
terputus oleh HCl sehingga terbentuk NH4Cl
4. Pengamatan
nilai gizi produk olahan ikan dan seafood
Ikan dan seafood dapat diolah menjadi
berbagai macam produk olahan diantaranya :
a.
Sarden ; memiliki warna abu-abu keputihan, bau
amis bercampur rempah-rempah, tekstur yang lembut dan mudah hancur, dengan rasa
yang gurih
b.
Ikan asin ; berwarna putih pucat kekuningan,
berbau khas ikan asin, memiliki tekstur yang kasar dan keras, serta rasa gurih
dan asin
c.
Bakso ikan ; berwarna putih, memiliki bau amis
dengan sedikit aroma ikan, bertekstur kenyal dan lembut, memiliki rasa gurih
khas ikan
d.
Ikan teri ; berwarna putih tulang, memiliki bau
amis khas ikan, tekstur yang kasar, dengan rasa yang asin
e.
Terasi udang ; berwarna coklat tua, memiliki
bau amis ikan olahan, tekstur yang kasar, dengan rasa yang gurih
f.
Ikan pindang ; berwarna abu-abu keputihan,
berbau amis khas ikan pindang, memiliki tekstur yang lembut, dengan rasa yang
gurih
g.
Ikan asap ; memiliki warna hitam putih pucat,
berbau amis bercampur aroma asap, memiliki tekstur yang lembut, serta rasa yang
gurih.
Dari pengamatan
tersebut diketahui bahwa setiap produk olahan memiliki karakteristik sifat
fisik yang berbeda-beda sesuai dengan jenis bahan yang digunakan serta cara
pengolahannya.
Untuk kandungan nilai gizi, masing-masing
produk memiliki komposisi gizi yang berbeda-beda yaitu :
Jenis
|
Energi total
|
Karbohidrat
|
Protein
|
Lemak
|
Kalsium
|
Ikan teri
|
74 kkal
|
4,1 g
|
10,3 g
|
1,4 g
|
972 mg
|
Ikan asin
|
193 kkal
|
-
|
42 g
|
1,5 g
|
200 mg
|
Terasi
|
155 kkal
|
9,9 g
|
22,3 g
|
2,9 g
|
3812 mg
|
Bakso ikan
|
-
|
5,9%
|
13,38 %
|
1.19 %
|
-
|
Ikan pindang
|
157 kkal
|
1,8 g
|
28 g
|
4,2 g
|
-
|
Sarden
|
120 kkal
|
6 g
|
6 g
|
8 g
|
6 g
|
Dari data tersebut diketahui bahwa ikan asin memiliki kandungan energi tertinggi
sedangkan ikan teri memiliki kandungan energi terendah. Untuk karbohidrat, kandungan
tertinggi terdapat pada terasi sedangkan kandungan terendah terdapat pada ikan
pindang. Untuk protein, ikan asin memiliki kandungan tertinggi sedangkan sarden
memiliki kandungan protein terendah. Untuk lemak, sarden memiliki kandungan
lemak terbanyak dibandingkan jenis olahan lainnya sedangkan ikan teri memiliki
kandungan lemak terendah. Sedangkan untuk kalsium, terasi memiliki kandungan
kalsium tertinggi sedangkan sarden memiliki kandungan kalsium terendah, dengan
baso ikan dan ikan pindang tidak memiliki kandungan kalsium.
Pengolahan pada ikan dapat mempengaruhi
kandungan gizinya. Berbagai pengolahan dapat merusak kandungan gizi ikan yang
rawan mengalami kerusakan seperti berbagai kandungan vitaminnya, atau dapat
meningkatkan nilai gizi zat-zat gizi tertentu seperti kandungan lemak dan
energinya.
KESIMPULAN
1.
Dalam pengkonsumsian ikan dan seafood tidak semua bagian dapat dimakan.
Untuk mengetahui berapa persen bagian yang layak dikonsumsi perlu dilakukan
pemisahan antara bagian yang dapat dimakan dengan bagian yang pada umumnya
dibuang yaitu sisik, kulit/cangkang, isi perut, akar dan sirip, insang, kepala
serta tulang. Sehingga didapatkan berat dapat dimakan ikan mas 21,42%, Ikan
kembung 36,36%, Ikan bandeng 55,32%, Cumi 60.86%, udang 46,15%, kerang 5%, dan
kepting 23,93%.
2.
Dalam pemilihan ikan untuk dikonsumsi, kita harus
memilih ikan yang berkualitas baik. Ciri-ciri ikan yang memiliki mutu baik
diantaranya ; memiliki mata yang cemerlang, kornea bening, mata cembung, insang
berwarna merah sampai merah tua, cemerlang, tidak berbau, tidak ada off odor,
kulit yang cemerlang, belum pudar, warna asli kontras, daging kenyal, tidak
lembek dan melekat kuat, berbau amis khas ikan dengan tidak berbau busuk,sisik
melekat kuat, bila permukaannya ditekan maka akan kembali ke keadaan semula
dengan cepat, serta tenggelam jika dimasukkaaan kedalam air
3.
Ikan dan seafood dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan
diantaranya sarden, ikan asin, bakso ikan, ikan pindang, ikan teri, dan terasi
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier Sunita, 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Buckle, K.A. dkk. 2009. Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Reseptory.usu.ac.id/bitstream/4/chapter
2011
Fkip,
bunghatta.ac.id/kualitatif hasil perikanan
K. Mien, Aria Nilis,
Hartati budi. 2009. Tabel komposisi pangan Indonesia. Jakarta: PT Elex media
komputindo
Kementrian kesehatan RI. 2014. Pedoman
konversi berat mentah-masak, berat dapat dimakan (BDD) dan resep makanan siap
saji dan jajanan. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar