Coklat adalah sebutan untuk hasil olahan
makanan atau minuman dari biji kakao (Theobroma cacao). Dewasa ini coklat
sering kali dikaitkan dengan masalah kegemukan yang terjadi pada banyak orang,
terutama para kaum wanita yang menggemari makanan manis ini. Coklat pun
akibatnya sering diidentikkan dengan makanan penyebab kegemukan. Namun dibalik
pengidentikan tersebut, ternyata banyak orang yang tidak mengetahui mengapa
coklat dianggap dapat menimbulkan kegemukan.
Coklat sendiri sebenarnya bukan penyebab
kegemukan. Kandungan lemak yang terdapat dalam coklat sering disebut cocoa
butter. Sepertiga lemak dalam coklat merupakan asam lemak tak jenuh dan
sebagian besarnya merupakan asam lemak jenuh yang merupakan asam stearat.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa keberadaan asam stearat dalam coklat
berpotensi memperburuk penyakit kardiovaskular karena termasuk asam lemak
jenuh. Namun hal ini tidak benar, karena beberapa penelitian justru menunjukkan
hal sebaliknya. Menurut beberapa penelitian, asam stearat merupakan asam lemak
netral yang tidak memicu total kolestrol darah dan tidak meningakatkan kadar
LDL karena asam stearat dicerna lambat oleh tubuh dan diabsorbsi dalam jumlah
yang sedikit.
Karbohidrat yang terbentuk oleh senyawa
kimia dalam coklat menghasilkan serotonin, yang dapat membantu stimulasi otak
sehingga kita merasa tenang dan santai. Selain itu coklat juga mengandung
flavanoid, yang merupakan sebuah polifenol yang bermanfaat sebagai antioksidan
dan antiplatelet sehingga dapat membantu mempertahankan daya tahan tubuh,
mengurangi radikal bebas, dan mencegah seranganjantung. Sebatang coklat juga dapat memenuhi 15% kalsium
dan magnesium yang dibutuhkan oleh tubuh, meskipun terkadang coklat kurang
bagus untuk gigi, namun coklat baik untuk dikonsumsi dalam jumlah kecil dan
secara teratur. Sebuah studi menunjukkan bahwa coklat baik juga untuk mendukung
pertumbuhan tulang dan proses penyembuhan.
Cokelat
yang dijual di pasaran, kandungan lemak nabatinya sudah berkurang karena
kebanyakan sudah diganti dengan lemak hewani. Lemak cokelat yang disari
dari cokelat sering digunakan sebagai campuran obat, kosmetik dan sebagainya.
Selain itu, untuk meningkatkan cita rasa, cokelat sering diberi bahan
tambahan, seperti susu, kacang-kacangan, minyak palem, gula dan sebagainya.
Bahan-bahan
tambahan inilah yang membuat cokelat dapat memberikan sumbangan kalori yang
cukup besar. Bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, maka bukan tidak mungkin
cokelat akhirnya dapat pula berperan dalam menyebabkan kegemukan. Akan tetapi
sebenarnya hal yang sangat berperan dalam menimbulkan kegemukan adalah gaya
hidup dan pola makan sehari-hari.
Maka dari
itu pengkonsumsian coklat tidak akan menyebabkan kegemukan asalkan diiringi
dengan pengaturan pola makan dan aktifitas fisik yang sesuai untuk
menyeimbangkan kalori yang masuk dalam tubuh serta kalori yang dikeluarkan.
PUSTAKA
indonesia.digitaljournals.org/index.php/jmkidn/.../141
http://sinarharapan.co/sehat/read/20123/apakah-cokelat-bikin-gemuk
http://abdul-h-z-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-36133-Umum
Makan%20Coklat%20Why%20not.html
http://klinikanakonline.com/2013/12/20/pengaruh-baik-dan-buruk-di-balik-kelezatan-cokelat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar