Kamis, 27 Agustus 2015

COKLAT DAN KEGEMUKAN


Coklat adalah sebutan untuk hasil olahan makanan atau minuman dari biji kakao (Theobroma cacao). Dewasa ini coklat sering kali dikaitkan dengan masalah kegemukan yang terjadi pada banyak orang, terutama para kaum wanita yang menggemari makanan manis ini. Coklat pun akibatnya sering diidentikkan dengan makanan penyebab kegemukan. Namun dibalik pengidentikan tersebut, ternyata banyak orang yang tidak mengetahui mengapa coklat dianggap dapat menimbulkan kegemukan.

Coklat sendiri sebenarnya bukan penyebab kegemukan. Kandungan lemak yang terdapat dalam coklat sering disebut cocoa butter. Sepertiga lemak dalam coklat merupakan asam lemak tak jenuh dan sebagian besarnya merupakan asam lemak jenuh yang merupakan asam stearat. Kebanyakan orang beranggapan bahwa keberadaan asam stearat dalam coklat berpotensi memperburuk penyakit kardiovaskular karena termasuk asam lemak jenuh. Namun hal ini tidak benar, karena beberapa penelitian justru menunjukkan hal sebaliknya. Menurut beberapa penelitian, asam stearat merupakan asam lemak netral yang tidak memicu total kolestrol darah dan tidak meningakatkan kadar LDL karena asam stearat dicerna lambat oleh tubuh dan diabsorbsi dalam jumlah yang sedikit.

Karbohidrat yang terbentuk oleh senyawa kimia dalam coklat menghasilkan serotonin, yang dapat membantu stimulasi otak sehingga kita merasa tenang dan santai. Selain itu coklat juga mengandung flavanoid, yang merupakan sebuah polifenol yang bermanfaat sebagai antioksidan dan antiplatelet sehingga dapat membantu mempertahankan daya tahan tubuh, mengurangi radikal bebas, dan mencegah seranganjantung. Sebatang coklat juga dapat memenuhi 15% kalsium dan magnesium yang dibutuhkan oleh tubuh, meskipun terkadang coklat kurang bagus untuk gigi, namun coklat baik untuk dikonsumsi dalam jumlah kecil dan secara teratur. Sebuah studi menunjukkan bahwa coklat baik juga untuk mendukung pertumbuhan tulang dan proses penyembuhan.
Cokelat yang dijual di pasaran, kandungan lemak nabatinya sudah berkurang karena kebanyakan sudah  diganti dengan lemak hewani. Lemak cokelat yang disari dari cokelat sering digunakan sebagai campuran obat, kosmetik dan sebagainya. Selain itu, untuk meningkatkan cita rasa, cokelat sering diberi  bahan tambahan, seperti susu, kacang-kacangan, minyak palem, gula dan sebagainya.

                          
        
Bahan-bahan tambahan inilah yang membuat cokelat dapat memberikan sumbangan kalori yang cukup besar. Bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, maka bukan tidak mungkin cokelat akhirnya dapat pula berperan dalam menyebabkan kegemukan. Akan tetapi sebenarnya hal yang sangat berperan dalam menimbulkan kegemukan adalah gaya hidup dan pola makan sehari-hari.
Maka dari itu pengkonsumsian coklat tidak akan menyebabkan kegemukan asalkan diiringi dengan pengaturan pola makan dan aktifitas fisik yang sesuai untuk menyeimbangkan kalori yang masuk dalam tubuh serta kalori yang dikeluarkan.


PUSTAKA
indonesia.digitaljournals.org/index.php/jmkidn/.../141
http://sinarharapan.co/sehat/read/20123/apakah-cokelat-bikin-gemuk
http://abdul-h-z-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-36133-Umum Makan%20Coklat%20Why%20not.html
http://klinikanakonline.com/2013/12/20/pengaruh-baik-dan-buruk-di-balik-kelezatan-cokelat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar