CUKA
Cuka merupakan salah satu gugus asam
karboksilat yang paling sederhana. Cuka atau yang mempunyai nama lain asam
asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organic yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki
rumus empiris C2H402, Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni atau disebut juga asam asetat glacial
adalam cairan higroskopis tak berwarna yang memiliki titik beku 16,7oC .
Fermentasi adalah perubahan struktur kimia
dari bahan-bahan organik dengan memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim
sebagai bioktalis. Mekanisme fermentasi asam cuka melalui dua tahap yaitu fermentasi
alkohol dan fermentasi asetat. Pada fermentasi alkohol, pertama-tama gula yang
didapat dari bahan baku diubah menjadi alkohol dan CO2 yang berlangsung secara
anaerob. Setelah alkohol dihasilkan, kemudian terjadi fermentasi asam asetat yang
diubah oleh bakteri tertentu menjadi cuka melalui mekanisme oksidasi. Proses
ini merupakan salah satu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan
aerob, atau menggunakan oksigen. Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi
ini adalah acetobactera aceti dengan substrat etanol (alkohol). Dengan oksigen
yang cukup, baketri tersebut dapat menghasilkan cuka dari berbagai makanan yang
mengandung alkohol, misalnya buah-buahan seperti apel dan anggur, biji-bijian
seperti malt dan beras, umbi-umbian seperti kentang dan singkong, serta
bahan-bahan yang mengandung cukup banyak gula seperti cairan buah, madu, atau
sirup
Untuk difermentasikan menjadi asam cuka,
bahan-bahan tersebut harus mengalami proses fermentasi alkohol terlebih dahulu
yang membutuhkan mikroba pemecah gula seperti saccharomyces sp. Setelah alkohol
terbentuk, bahan tersebut kemudian dioksidasi oleh acetobacter menjadi asam
cuka. Proses perubahan tersebut disebut proses acetifikasi.
Reaksi
kimia yang terjadi yaitu :
C2H5OH + O2 ----> CH3COOH + H2O
Energi yang dihasilkan dari fermentasi asam
cuka 5X lebih besar dibandingkan energy yang dihasilkan dari fermentasi alkohol
secara anaerob. Jika fermentasi alkohol umumnya menghasilkan 2 ATP, pada
fermentasi asam cuka energy yang dihasilkan dapat menjadi 10 ATP. Fermentasi
asam cuka berlangsung aerob karena memproduksi H2O (air). Namun meskipun
terjadi secara aerob, proses ini tetap disebut fermentasi karena bahannya
adalah alkohol yang merupakan senyawa produk dari proses fermentasi
Asam
cuka sebagai hasil dari proses
fermentasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
a. Sebagai asam asetat
yang digunakan dalam produksi polimer maupun berbagai macam serat dan kain
b. Bahan pengatur
keasaman pada industry makanan
c. Bahan minuman seperti
cuka apel
d. Pelunak air dalam
rumah tangga
e. Sebagai bahan baku
untuk pembuatan bahan kimia lain seperti vinil asetat, selulosa asetat, asetat
anhidrit, estar asetat, serta garam asetat
Jenis cuka beragam dan dapat dibedakan
bedasarkan metode fermentasinya maupun bedasarkan bahan bakunya. Bedasarkan
metode fermentasinya, jenis cuka dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1.
Slow fermentation
Adalah pembuatan cuka dengan metode
tradisional. Pada metode ini biasanya fermentasi dilakukan dalam tong-tong lalu
difermentasi dalam waktu yang cukup lama dengan minimal waktu perfermentasian
adalah 3 bulan atau dapat sampai bertahun-tahun. Bahan yang akan dibuat
dihancurkan terleih dahulu kemudian difermentasi dalam tong-tong. Flavor yang
dihasilkan dari fermentasi jenis ini akan lebih kaya dan enak
2.
Fast fermentation
Dikenal sebagai fermentasi modern. Pada
pembuatannya digunakan kultur murni. Waktu fermentasi dengan metode ini relatif
lebih cepat yaitu hanya beberapa hari, serta memiliki flavor lebih sfesifik
asam asetat karena hanya menggunakan mikroba dengan jenis tertentu
Bedasarkan bahan bakunya jenis cuka dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung dari bahan pembuatannya, seperti :
1.
Malt vinegar
Adalah cuka yang terbuat dari gandum dan
barley yang dikecambahkan. Cuka ini menyebabkan pati dalam biji berubah menjadi
maltosa. Maltosa diperam untuk mendapatkan alkohol yang kemudian akan diubah
menjadi cuka. Cuka jenis ini berwarna coklat bening
2.
White wine vinegar
Biasa juga disebut spirit vinegar. Bahan
bakunya adalah alkohol yang dioksidasi. Kebanyakan white vinegar merupakan
larutan 5% asam asetat. Warna yang dihasilkan adalah putih bening, dan biasa
dibuat dari biji-bijian (jagung) dan air. Cuka jenis ini biasa digunakan dalam
pembuatan pickle dan juga digunakan sebagai bahan sanitasi
3.
Wine vinegar
Cuka jenis ini terbuat dari wine putih dan
dan wine merah. Kualitas wine vinegar yang lebih baik dimatangkan dalam tong
kayu selama 2 tahun dan menghasilkan flavor yang kompleks. Wine vinegar
mempunyai keasaman yang lebih rendah dari cider vinegar
4.
Apple cider vinegar
Cuka ini terbuat dari sari buah apel, atau
ampas dari jus apel. Memiliki warna coklat kekuning-kuningan serta mengandung
starter alami dari cuka. Cuka apel mengandung senyawa antioksidan alami yang
dapat membantu menetralkan radikal bebas hasil proses oksidasi dalam tubuh
serta menanggulangi penyakit degeneratif
5.
Cuka kesemek
Cuka jenis ini berasal dari korea. Dibuat
dari buah kesemek yang difermentasikan dengan cara diperam. Biasa digunakan
sebagai bahan tambahan pada makanan raja. Lama fermentasinya selama 3 bulan.
Jika diinginkan flavor yang lebih enak, fermentasi dilakukan lebih dari 6 bulan
6.
Rice vinegar
Cuka jenis ini banyak dibuat di asia timur
dan asia tenggara. Berasal dari beras dan berwarna kuning, merah, dan hitam
7.
Palm vinegar
Merupakan jenis cuka yang berasal dari
Filipina. Terbuat dari getah buah nipa muda yang dikumpulkan selama beberapa
hari. Memiliki tekstur yang lembut dan berwarna putih keruh
8.
Coconut vinegar
Cuka ini berasal dari filiphina. Terbuat
dari air kelapa dan berasa asam dengan sedikit rasa “slighty yeasty”. Biasa
digunakan dalam makanan india dan asia tenggara serta berwarna putih keruh
9.
Chinese black vinegar
Merupakan cuka yang terbuat dari beras,
gandum, mollet, sorgum, atau kombinasi dari semuanya. Memiliki warna hitam
pekat seperti tinta dan berasa seperti gandum. Juka jenis iniberasal dari china
REFERENSI
Anonim. 2013. Teknik
Fermentasi. (http: //
akademik.che.itb.ac.id
/labtek /wpconten/ upload/ 2012/05/fer-teknik-fermentasi.pdf
Effendi
Supli. 2002. Kinetika fermentasi asam asetat (vinegar) oleh bakteri
Acetobacter aceti B. Jurnal tekhnologi dan industri pangan, Vol XIII No.2.
Hal 1
Fitri Laili, Hidayat Adi, Marlina reni.
2011. Isolasi dan aktifitas fermentasi bakteri asam asetat pada Nira Nipah.
Jurnal pendidikan matematika dan IPA Vol 2 No.1. Hal 1-10
Zubaidah
Eko. 2011. Pengaruh pemberian cuka apel dan cuka salak terhadap kadar
glukosa darah tikus wistar yang diberi diet tinggi gula. Jurnal tekhnologi
pertanian Vol 12 No.3. Hal 163-169
Tidak ada komentar:
Posting Komentar