Pengalengan
ikan
Pengalengan
ikan adalah suatu cara pengawetan bahan
pangan yang dikemas secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan
benda asing lainnya) dalam suatu wadah kaleng yang ditutup dan disterilkan
secara komersial untuk menonaktifkan
enzim, membunuh mikroorganisme, dan mengubah ikan dalam bentuk mentah menjadi
produk yang siap disajikan tetapi memiliki kandungan nilai gizi yang sedikit
menurun karena proses denaturasi protein akibat proses pemanasan bila
dibandingkan dengan ikan segar, namun lebih tinggi bila dibandingkan sumber
protein nabati seperti tahu dan tempe. Pengalengan secara hermetis memungkinkan
makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat
oksidasi, ataupun perubahan cita rasa.
Metode
pengawetan dengan cara pengalengan pertama kali ditemukan oleh Nicholas Appert,
Seorang ilmuan prancis. Pada umumnya tidak semua jenis ikan diawetkan dengan
cara pengalengan. Jenis ikan yang biasa
dikalengkan adalah ikan segar dari beberapa spesies seperti sarden, lemuru
mackerel, dan tuna.
Menurut
mayasari(2013), Proses pembuatan ikan kaleng melalui beberapa tahap,Yaitu :
1.
Persiapan wadah
Wadah yang digunakan pada umumnya berupa kaleng.
Kaleng yang lulus pengujian kualitas kemudian dicuci dalam air sabun hangat dan
dibilas dengan air bersih
2.
Penyiapan bahan mentah
Pemilihan bahan baku ikan berasal dari ikan
segar, ikan yang akan dijadikan sarden biasanya didapat dari nelayan ikan,
ikan-ikan dijual langsung oleh pemilik perahu atau dikumpulkan terlebih dahulu
oleh pengepul. Tahapan pertama disebut dengan pengguntingan (cutting)
menggunakan gunting besi. Ikan digunting pada bagian predorsal (dekat dengan
kepala) kebawah kemudian sedikit ditarik untuk mengeluarkan isi perut. Pada
ikan balo diberikan sedikit perlakuan khusus, yaitu sebelum digunting
sisik-sisik yang terdapat diseluruh badannya dihilangkan terlebih dahulu dengan
menggunakan pisau. Dalam tahapan
pengguntingan juga dilakukan sortasi, bahan baku ikan disortasi dari campuran
ikan yang lain dan dari sampah serta serpihan karang yang ikut terbawa saat
proses penangkapan ikan.
3.
Pengisian (filling)
Tahap ini merupakan tahap pemasukkan ikan dan
bumbu ke dalam kaleng. Dalam pengisian ini posisi ikan dalam kaleng diatur,
misalnya bila telah ditentukan bahwa dalam satu kaleng terdapat empat ikan,
maka sistem penataannya dua pangkal ekor ikan menghadp ke bawah dan dua pangkal
lainnya menghadap keatas. Selanjutnya saos dimasukkam ke dalam kaleng yang
telah terisi ikan.
4.
Penghampaan udara (Exhausting)
Penghampaan dilakukan dengan menambahkan
medium pengalengan berupa saus cabai atau saus tomat dan minyak sayur dengan
suhu yang digunakan +80oC. Pengisian saus dilakukan secara mekanis
dengan menggunakan filter. Pada prinsipnya penghampaan ini dapat dilakukan
melalui 2 macam cara. Pabrik dengan skala kecil biasanya melakukan pemanasan
pendahuluan terhadap produk, kemudian produk tersebut diisikan kedalam kaleng
dengan keadaan panas dan wadah ditutup. Sedangkan pabrik pengalengan berskala
besar melakukan exhausting dengan cara mekanis, yang dinamakan pengepakan vakum
(vakum packed). Cara kerjanya adalah menarik oksigen dan gas-gas lain dari
dalam kaleng kemudian segera dilakukan penutupan wadah.
5.
Penutupan wadah (stealing)
Penutupan wadah dilakukan untuk mencegah
terjadinya pembusukan. Penutupan yang baik dan memenuhi standar akan mencegah
terjadinya kebocoran dari satu kaleng yang dapat menimbulkan pengkaratan pada
kaleng lainnya
6.
Sterilisasi
Proses sterilisasi dilakukan setelah proses
penutupan kaleng, pembersihan sisa saos di kaleng, dan pemberian label
kadaluarsa. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan mesin retort. Proses
sterilisasi dilakukan tidak hanya bertujuan untuk menghancurkan mikroba
pembusuk dan pathogen, tetapi berguna untuk membuat produk menjadi cukup masak
yang dapat dilihat dari penampilan, tekstur dan cita rasa sesuai dengan yang
diinginkan.
7.
Pendinginan (cooling)
Pendinginan dilakukan sampai suhunya sedikit
diatas suhu kamar yang bermaksud agar air yang menempel pada dinding wadah
cepat menguap sehingga terjadinya karat dapat dicegah
8.
Pemberian label dan penyimpanan
Pemberian label dilakukan sesuai dengan
keinginan produsen. Pemberian label
bertujuan untuk mengetahui bahan yang digunakan dan agar produk dikenal
oleh masyarakat
Pengawetan
pangan dengan pengalengan memiliki prinsip yaitu agar mengemas bahan pangan
dalam wadah yang tertutu secara hermetis sehingga zat-zat maupun mikroorganisme
yang merusak atau membusukkan tidak dapat masuk, kemudian wadah dipanaskan
(sterilisasi komersial) hingga suhu tertentu untuk mematikan pertumbuhan
mikroorganisme yang ada. Proses pengalengan memiliki beberapa manfaat seperti :
- Kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada didalamnya. Makanan yang ada didalam wadah yang tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi oleh mikroba, serangga, atau bahan pangan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebusukkan atau penyimpangan penampakan dan cita rasanya.
- Kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap perubahan kada air yang tidak diinginkan
- Kaleng dapan menjaga bahan pangan terhadap penyerapan oksigen, gas-gas lain, bau-bauan, dan partikel radioaktif yang terdapat di atsmosfer
- Dapat menjaga terhadap cahaya, khususnya untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia
Dalam menjaga mutu ikan kaleng banyak
hal-hal yang perlu diperhatikan, karena mutu ikan kaleng tergantung pada
kesegaran bahan mentah, cara pengalengan, peralatan, dan kecakapan serta
pengetahuan pelaksana teknis, sanitasi, dan hygeni pabrik beserta lingkungannya.
Kerusakan pada suatu produk pangan seringkali tak dapat dihindarkan, termasuk
kerusakan dalam produk pengalengan. Kerusakan
pada produk kaleng meliputi kerusakan kimia, mikrobiologis, pengkaratan
(korosi), dan imteraksi antara produk dengan bahan pembuat kaleng yang dapat
meyebabkan perubahan yang tidak diinginkan. Pada dasarnya kerusakan utama pada
makanan kaleng ditimbulkan oleh kurang sempurnanya proses termal dan pencemaran
kembali sesudah pengolahan, yang dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu keadaan
terlipatnya sambungan-sambungan kaleng, kontaminasi bakteriologis dari air
pencuci atau air pendingin, serta peralatan kerja yang kurang baik.
Kerusakan-kerusakan tersebut seperti perubahan warna, kerusakan karena sulfida,
flat sours, dan penggembungan kaleng
Umumnya produk kaleng memiliki daya simpan
antara dua hingga tiga tahun, Tergantung pada jenis produk dan tingkat
pengolahan. Produk kaleng pada umumnya tidak menuntut kondisi penyimpanan
tertentu, dan dapat disimpan pada suhu kamar dan dimana saja. Akan tetapi
penyimpanan pada suhu rendah dan kering akan memperpanjang masa simpan, Karena
suhu yang tinggi dapat menyebabkan beberapa perubahan dan kerusakan seperti
cita rasa, warna, tekstur, dan vitamin yang dikandung oleh bahan akibat
terjadinya reaksi kimia serta tempat yang lembab dapat menyebabkan pengkaratan
kaleng yang tidak diinginkan
REFERENSI
Hariyadi, P. (Ed). 2000.
Dasar-dasar Teori dan Praktek Proses Termal. Pusat Studi Pangan dan Gizi
IPB. Bogor.
Faizatul Durrotul. 2013. Pengalengan
ikan. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Brawijaya. Malang
Angraini, Shelica, Bhatara
Ayu , Elka Annisa, Kuncoro M, Istiqomah, dan Rito Felly. 2013. Makalah
proses termal hasil perikanan, sejarah pengalengan dan pengalengan secara umum.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Mayasari, Lina Dwi. 2013. Pengaruh
hasil tangkapan ikan lemuru terhadap produksi pengalengan ikan PT Maya Muncar Banyuwangi.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya
Wulandari, Agustin Dyah,
Wahyuni Indah, Farid Akhmad. 2009. Kualitas mutu bahan mentah Dan produk
akhir pada unit pengalengan Ikan sardine di PT Karya Manunggal Prima Suskes
Muncar. Banyuwangi. Jurnal kelutan. Volume 2, No 1
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical